Cerita Kenangan tak Terlupakanku -
Akhirnya
saya benar-benar tidak kuat untuk menahan orgasme saya, tapi hal itu
tidak boleh terjadi karena saya ingin mencapai klimak saya bersamaan
dengan Cindy. Lalu Cindy saya tarik ke atas dan saya rebahkan badannya
sehingga saya berada di atasnya lagi. Saya tatap wajah Cindy yang
imut-imut dan menggemaskan itu.
Kok kamu berhentiin saya? Saya yakin
kamu belum mendapatkan kepuasan seperti yang saya rasakan tadi kan?
Kenapa? Ngga enak yach permaianan saya?
Wajah Cindy benar-benar menggemaskan saya karena dia begitu terheran-heran melihat saya menghentikan aktivitasnya.
Sayang, kamu hampir bikin saya nyampai klimaks, tau ngga..?
Trus..? Kok kamu minta Cindy berhenti..?
Saya tuch ngga mau klimaks sendirian, saya pengen kita sama-sama ngerasain klimaks.
Tapi Cindy kan udah dua kali kamu bikin klimaks, sedangkan kamu sekali aja belum. Ive been unfair to you.
Who
cares about being fair? Saya sayang kamu Cind, ngeliat kamu senang itu
udah bikin saya senang. Kamu senang ngga dengan semua yang saya lakuin
ke kamu tadi?
Cindy tidak langsung menjawab tapi langsung melumat
bibir saya dan memasukkan lidahnya ke mulut saya untuk kemudian
menghisap lidah saya.
Itu tanda terima kasih saya dan jawaban saya
kalau saya tuch sukaa.. banget dan saya pasti bakalan ketagihan. Gimana
kalau saya tiap malam minta kamu ngelakuin semua itu ke saya? Apa kamu
sanggup?
Cindy tertawa-tawa sambil mengedipkan sebelah matanya untuk
menggoda saya. Wah.., ternyata dia belum tahu tentang tingginya nafsu
sexual saya, kata saya dalam hati.
Kalau ternyata kamu yang kewalahan dalam menuhin keinginan sexual saya gimana? tanya saya balik pada Cindy.
Ahh..
saya tidak mungkin kewalahan karena saya pasti akan menikmati semuanya
sama kamu. jawab Cindy dengan gaya yang dibuat-buat sedikit sombong dan
membuat saya makin gemas melihatnya.
Tanpa berkata-kata lagi,
bibir Cindy langsung saya lumat kembali di dalam mulut saya dan lidah
saya mulai saya julurkan ke dalam mulutnya untuk mencari lidahnya.
Akhirnya lidah kami saling melumat, menghisap dan mengait-ngait yang
membuat napas kami mulai memburu karena menahan rangsangan-rangsangan
yang hebat supaya kami tidak mencapai orgasme terlalu cepat. Badan saya
masih berada di atas badan Cindy dan ciuman saya turun beralih ke
payudara Cindy. Saya begitu menyukai puting dan payudara Cindy yang di
mata saya sangat sexy dengan paduan yang serasi antara putingnya yang
berwarna pink dengan kulitnya yang putih.
Tidak bosan-bosannya
saya mencium, menjilat, menghisap dan mengigit puting payudara Cindy
yang tanpa saya sadari menjadi bagian sensitif bagi Cindy setelah
vaginanya. Cindy mulai mengerang-ngerang dan menjerit kembali ketika
lidah saya mulai menjilati putingnya silih berganti dengan hisapan dan
gigitan. Tangannya sudah mulai mengacak-ngacak rambut saya dan menekan
kepala saya ke payudaranya agar saya muali mgenggigit lebih keras
putingnya.
Sambil mencumbu payudaranya yang indah, tangan saya
turun ke selangkangan Cindy dan merentangkan kedua pahanya sehingga
Cindy dalam keadaan mengangkang dan badan saya ada di tengah kedua
pahanya yang terbuka lebar. Melihat Cindy yang sudah mulai sangat
terangsang, ciuman saya mulai beralih turun dan satu persatu saya mulai
menciumi perut dan terus ke bawah.
Cindy sudah mulai dapat
mengatur napasnya kembali ketika mulut saya sudah menjauhi kedua
payudaranya dan beralih ke daerah perutnya. Setiap badan Cindy saya
nikmati dan menciuminya lembut dan menjilatnya sampai ke pangkal
pahanya. Napas Cindy mulai tidak teratur ketika saya mulai menjilati
selangkangan Cindy tanpa menyentuh vaginanya sedikit pun. Saya sapu
lidah saya berulang-ulang, naik-turun di selangkangannya silih berganti
kanan dan kiri.
Vagina Cindy ditumbuhi bulu-bulu yang cukup lebat
yang terlihat sudah sangat basah dan lembab oleh lendir kewanitaannya.
Bau khas lendir kewanitaanya sudah sangat menggoda keinginan saya untuk
menenggelamkan seluruh wajah saya di situ, tapi saya ingin Cindy
benar-benar terangsang dan menginginkan saya lebih dari segalanya. Maka
saya tahan keinginan saya itu dengan tetap menjilati selangkangannya dan
juga memegang tangan Cindy yang berusaha mengarahkan kepala saya ke
vaginanya.
Sayang, apa yang kamu lakukan..? Ooh.. please, ciumin
memek saya Sayang..! Please, suck my clit, please Sayang..! Fuck me,
oohh.. please Sayang, jilatin memek saya..!
Kata-kata kotor Cindy
mulai keluar dan terdengar sangat merangsang libido saya. Keringat
dingin Cindy mulai keluar menahan nafsunya sendiri karena saya masih
belum menyentuh vaginanya dan tetap menciumi dan menjilati
selangkangannya.
Cindy mengerang-ngerang dan menjerit-jerit,
memohon saya untuk menggarap vaginanya dan akhirnya saya lakukan juga.
Jari telunjuk saya yang sebelah kanan saya sapukan di sela-sela bibir
vagina Cindy yang ternyata sudah teramat basah dan saya jilati jari
telunjuk saya. Lalu dengan kedua tangan saya, saya buka bibir vagina
Cindy yang sudah lengket dengan lendir kewanitaannya. Oh.., vagina Cindy
sangatlah sexy di mata saya. Di balik rimbunnya bulu-bulu kemaluan
Cindy, ternyata kulit vagina Cindy bagian dalam juga berwarna pink
dengan kelentitnya yang sudah amat membengkak sebesar kacang.
Lalu saya sapukan lidah saya di belahan vagina Cindy dari atas ke bawah dan Cindy mulai menjerit kecil.
Oougghh.. Sayang, oh iya Sayang.. please, dont stop. I like that, please fuck me Darling. Please.., please..!
Cindy
benar-benar sudah terangsang, dan kali ini saya jilati vagina Cindy
berulang-ulang dari atas ke bawah, bawah ke atas bergantian. Saya jilat
dan hisap semua lendir kewanitaannya dan saya benar-benar menyukai
rasanya.
Setelah habis saya telan semua lendir kewanitaannya,
bibir vagian Cindy saya buka lebar-lebar dan saya julurkan lidah saya
lebih dalam ke lubang vagina Cindy. Dan setelah semua lidah saya masuk
lalu saya keluarkan lagi dan saya lakukan berulang-ulang dan Cindy
menyukainya.
Sayang.., keep fucking me with your tounge..! Oh yes, oughh..!
Tiba-tiba
saya arahkan lidah saya ke kelentit Cindy dan saya jilat lidah Cindy
sekilas tapi membuat Cindy berteriak. Cindy tidak mengira kalau lidah
saya akan menjilat kelentitnya karena di situlah tempat paling sensitif
buat Cindy tapi sekaligus mejadi tantangan buat saya untuk memuaskan
Cindy.
Saya menjulurkan lidah saya untuk kembali mejilati
kelentit Cindy. Cindy mulai menggelinjang dengan hebatnya dan menjerit
kuat ketika saya menghisap kelentitnya dengan kuat. Pinggulnya terangkat
dan badannya mengejang bersamaan dengan mengalirnya lahar panas yang
sangat banyak dari lubang vaginanya yang sebagian juga membasahi bibir
saya. Terus terang, saya menyukai orgasme yang berkali-kali dalam satu
kali permainan, dan saya ingin Cindy juga merasakannya.
Maka
ketika badan Cindy mulai melemah dan cairan dari vaginanya masih
mengalir, saya masukkan dua jari saya ke dalam vagina Cindy sampai saya
dapat menyentuh G-Spotnya. Cindy menjerit kecil ketika jari-jari saya
mulai masuk ke dalam. Sambil saya jilati kembali kelentit Cindy, saya
mulai mengocok vagina Cindy dengan memasukkan dan mengeluarkan dua jari
saya di vagina Cindy berulang-ulang. Saya tahu kalau kelentit Cindy
mulai sensitif dengan sentuhan karena Cindy berusaha untuk menjauhkan
kepala saya dari selangkangannya. Tapi saya tetap menjilati dan
menghisap kelentitnya sambil mengocokkan jari-jari saya di vaginanya.
Tangan Cindy pun mulai berhenti meronta dan Cindy pun mulai menikmati
rangsangan di vaginanya kembali.
Oouughh.. Sayang. Keep fucking me..! Oohh yes.., faster, faster, darling..!
Kocokan
jari-jari saya di dalam vagina Cindy makin saya percepat dan makin
dalam, begitu pula dengan hisapan dan gigitan saya di kelentitnya sampai
Cindy mengalami orgasme sekali lagi dan akhirnya tubuhnya melemah.
Sesungguhnya saya ingin menstimulasinya lagi agar Cindy dapat mencapai
orgasme sekali lagi agar dia benar-benar puas, tapi saya kasihan melihat
Cindy sudah kelelahan, dan ini pengalaman pertamanya dalam menikmati
orgasme.
Cindy menutup matanya dengan napas yang masih
terengah-engah dan saya memandanginya sambil membelai-belai rambutnya.
Sekali-sekali saya mencium lembut pipinya. Ternyata saya benar-benar
mencintai wanita ini.
Cindy tertidur pulas sampai hampir 20
menit, dan saya tidak bosan-bosannya memandangi wajahnya. Saya
benar-benar tidak percaya kalau saat itu saya dapat melihat, memeluk dan
mencium seluruh bagian tubuh Cindy. Saya juga hampir tidak percaya
bahwa cinta saya pada Cindy tidak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya
Cindy bangun dan mengatakan bahwa ia sangat lemas dan ngantuk.
Sayang,
maaf yach Cindy ninggalin kamu tidur. Cindy lemas banget tapi juga puas
banget. Kamu belum yach Sayang..? Kamu mau Cindy puasin juga..?
Tapi
mata Cindy terlihat sangat mengantuk dan saya tidak mungkin tega untuk
memintanya memuaskan saya. Akhirnya Cindy saya tarik dalam pelukan saya.
Ngga usah Sayang, kamu tidur aja di pelukan saya yach..!
Cindy mengangguk dan langsung tertidur lagi, saya pun akhirnya tertidur juga.
Kira-kira
jam 01.00 siang kami bangun dan mandi bersama-sama. Setelah kami
bercinta lagi, barulah Cindy mulai belajar memuaskan saya dan saya
benar-benar puas karena memang saya sangat mencintainya. Hari-hari kami
lalui dengan penuh cinta dan juga bercinta setiap ada kesempatan dan
kesempatan itu setiap hari dan kami dapat melakukan 3 kali dalam sehari.
Sampai
2 tahun tidak terasa kami harus berpisah karena Cindy takut tidak dapat
hidup tanpa saya. Dia memohon saya untuk membiarkannya pergi karena dia
ingin belajar menjalani hidupnya tanpa saya di sampingnya karena
kenyataan seperti itulah yang harus kami hadapi di kemudian hari.
Kenyataan bahwa kami harus berpisah. Kalau saya masih mempunyai
kesempatan untuk bertemu Cindy lagi suatu saat kelak, saya akan tetap
mengatakannya bahwa saya masih mencintainya dan saya tidak akan pernah
berhenti mencintainya dalam keadaan apapun di kehidupan kami.
Home » cerita dewasa » Cerita Kenangan tak Terlupakanku
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.