ADS

Cerita Dewasa Tetangga Kantor

Diposting oleh bajulkesupen on



Cerita Dewasa Tetangga Kantor - aku Dina, aku kerja di satu konsultan manajemen. Kantornya berada di satu komplex perumahan. Itu sebenarnya rumah bosku, tapi si bos gak tinggal disitu, makanya rumahnya dibuat jadi kantor. Jumlah karyawannya gak banyak. Bos tiap hari mampir sebentar ke kantor, sebelum ketemu para kliennya. Ada juga 3 orang konsultan, 2 orang yang mengerjakan admin, termasuk aku, seorang ob yang tinggal dirumah itu juga, sekaligus menunggu rumah (bukan mahluk halus lo) dan seorang supir, yang mengantarkan kalo kami harus berkunjung ke tempat klien. Bos punya kendaraan dan supir sendiri. Karena itu rumah komplex, maka sederetan rumah yang ada dijalan yang sama dengan kantorku, modelnya sama. Prkatis gak ada yang merubah bentuk rumah sejak dibeli sepertinya. Tetangga disebelah rumahku, seorang bapak2, ganteng, late thirties lah, sepertinya tinggal sendiri. Kalo dia bertemu dengan kami2, sering menggangguk sambil tersenyum. Aku nanya pada satpam perumahan itu, namanya pak Tino. Sepertinya dia gak punya keluarga, belum nikah atau udah cere, walahualam. Kebetulan ampir semua yang ada dikantor itu perempuan, kecuali on dan supir serta konsultan senior. Jadi kami sering ngerumpiin pak Tino kalo lagi senggang, kayak kalo lagi makan siang. Ganteng2 kok gak punya pasangan, padahal kita2 mau jadi pasangannya, demikian guyonan kami, sesudah itu pecah tertawa kami.



Sampai suatu sore, hujan deras sekali. Namanya juga komplex perumahan, jadi praktis gak ada kendaraan umum, biasanya kami kalo pulang diantar sopir sampe keluar komplex saja untuk mencari kendaraan umum, tapi kali ini sopir belum kembali. Temenku yang sesama dmin sudah dijemput temennya, ketika dia pergi aku belum selesai dengan pekerjaanku, sehingga tidak bisa ikut sampe keluar komplex. Aku berdiri saj di carport, sampe kulihat mobil pak Tino brenti didepan rumahnya dan pak Tino menerobos hujan membuka pintu pagernya. Aku segera menampakkan diri (kaya setan aja ya, pake penampakan segala). "Eh, belum pulang? Hujan ya, mau aku anter?" dia menawarkan diri. "Ngerepotin gak pak". "Untuk prempuan secantik kamu, gak ada kata ngerepotin, mampir dulu deh, aku baru abis blanja. Aku nurunin blanjaan dulu, baru nanti nganter kamu, gimana". Aku nurut aja diajak kerumahnya. Dia mempesilahkan aku masuk. Layout rumahnya persis sama dengan layout kantorku, hanya kesannya lega, maklum isinya cuma perabotan rumah saja, sedang kantorku ya penuh ma meja kantor dan lemari arsip. Ruang tamunya nyambung dengan ruang makan dan ruang keluarga. Di kamar depan, pintunya terbuka, sepertinya merupakan tempat pak Tino mengerjakan usahanya. Ada komputer yang masih menyala. "Kamu mo browsing Silahkan saja, tadi aku lupa mematikan komputernya. aku mandi dulu ya". Daripada nunggu lama, ya aku duduk saja di komputernya, beberapa folder tampaknya sudah dibuka. Aku klik folder yang judulnya movie 3gp. Wah ternyata file film bokep, banyak banget filenya, rupanya pak Tino rajin download dari situs2 porno rupanya. Aku klik aja salah satu filenya, wah jadi hanyut aku melihat tontongan yang tersaji dilayar monitor. Video lokal si, cuma lelakinya kon tolnya gede en panjang, kayanya lagi ngen tot ma abg, dan ah uh nya terdengar jelas sekali. Aku sampe tidak menyadari bahwa pak Tino sudah berdiri dibelakang kursiku. "Suka liat film bokep ya Din". Aku terkejut dan malu. "Kok tau namaku pak?", aku mengalihkan peerhatian setelah klik pause supaya filmnya brenti. . "Jangan panggil pak atuh, rasanya tua deh dipanggil pak. aku nanya ke ob kantormu". "Abis aku mesti panggil apa?" "Mas aja ya, biar lebih akrab. Suka liat film bokep ya Din". "Ah enggak mas, tadi iseng aja, aku klik salah satu folder, eh yang keluar beginian". "Suka juga gak apa kok, mo nonton terus ya silahkan, nanti aku pesenin makan malam ya, dah ampir magrib ni, kamu makan ditempatku aja ya, baru pulang. Pulang maleman dikit gak apa kan. Kamu suka nasi padang kan, yang gampang ya nasi padang. eket sini ada warung padang". "Bole mas, ngerepotin gak, aku juga sering pesen kok ke warung padang itu buat makan siang". "Dah bosen dong, ganti yang lain aja ya, hokben gimana". "Terserah mas aja deh, jadi ngerepotin". "Gak ada yang merepotkan buat prempuan seksi kaya kamu". Tadi dia bilang aku cantik, sekarang bilangnya aku seksi. Aku melanjutkan nonton film itu, aku jadi terhanyut juga melihat tontonan itu, tanpa terasa me mekku mulai basah, dan aku gelisah duduknya. "Napa Din, terangsang ya", terdengar suara mas Tino dibelakangku. "Normal lah, kalo nonton film bokep ya terangsang". Dia menarik kursi dan duduk disebelahku. aku jadi salah tingkah. Filmnya malah aku matikan. "Lo, kok dimatikan, kita liat yang baru aja yuk, baru aku download semalem dan belum aku tonton", katanya sambil mengklik film yang dimaksud, "sambil nunggu pesenan hokbennya dateng, katanya sekitar 30 menitan". Kami berdua terdiam menatap layar monitor yang sedang menayangkan seorang lelaki yang sedang di bj ma seorang yang nampak masih muda, abg lah. Mas, kok koleksinya banyak si". "Ya kalo malem daripada bengong ya browsing situs2 ginianlah, kamu suka ya Din nonton film ginian". "Biasa aja kok mas". "Kalo ngelakuin? Dah pernah ya, atau dah sering". Aku jadi tersipu mendengar pertanyaannya yang to the point itu. "ah mas, nanya kok yang gituan sih". "Ya gak apa kan, prempuan seksi kaya kamu gini kan biasanya suka melakukannya juga, iya apa iya". "emangnya aku seksi mas". "Iyalah, dari semua prempuan yang ada di kantor kamu, kamu yang paling cantik dan seksi. aku kan tiap ari memperhatikan kamu". "Gak ada kerjaan laen apa, kok tiap ari perhatiin aku". "Perhatiin mahluk yang cantik dan seksi seperti kamu mah kerjaan juga kan". "Pasti terus ngeres ya pikiran mas abis memperhatiin aku", aku sengaja menjuruskan pembicaraan. "Kok tau, kamu ahli nujum ya. Normal kan kalo lelaki melihat prempuan se seksi kamu terus punya fantasi sex". "Kamu dah sering ngesex ya Din". "Suka juga mas"."sama siapa Din". "Sama cowokku, abis kalo dah ketemu, suka napsu ya kita ngelakuin deh". "Kamu puas gak maen ma cowok kamu". "Paling gak kita bisa nyampe bareng mas". "Dia keluarnya didalem ya Din, pake kondom ya". "La iyalah, daripada jadi". "Emang dianya nikmat". Dia bilang si nikmat biar dikondomin juga".



Terdengar bel rumah. "Tuh hokbennya dateng". waktu cepet berlalu, kalo dah ngobrol gituan. Dia keluar menerima pesanan makanan, membayarnya dan membawanya ke meja makan. Dia menyediakan piring dan gelas. "Mas, makan dari styrofoamnya aja", kataku, "biar gak banyak cucian". "Gak masalah Din, dah biasa kok semua aku kerjain sendiri". Termasuk ngesex ya mas, sendiri juga". "Wah kalo gak kepaksa banget sih, gak sendiri lah kalo iyu", jawabnya sambil tertawa. "Makan yuk". Dia menyediakan air minum buat aku. Tersanjung juga aku dilayani ma lelaki ganteng yang sering aku pergunjingkan dengan temen2ku. Sehabis makan, dia nawarin mandi, "gak mau mandi dulu Din, jadi sampe rumah dah bersih kan". "Aku kan gak bawa baju ganti mas, aku pulang aja deh". Akhirnya setelah membuang sisa kita makan, dia mengantarkan aku pulang. Kebetulan aku tinggal di apartment sewa, cowokku yang menyewa, memang aku tinggal bareng cowokku, tapi saat ini cowokku sedang tugas keluar kota untuk seminggu. "Wah tinggal di apartment ya Din". "Ini apartment cowokku yang sewa mas". "Kamu tinggal ma cowok kamu?" "Iya mas, gak apa kan". "Ya gak apa lah, cowok kamu ada". "Dia lagi tugas keluar kota mas". "Kesepian dong kamu malem ini, aku temenin ya", katanya sambil tersenyum. "Ih mas, genit ah". "Tapi suka kan".
Aku mempersilakan dia masuk ke apartment. "Mas, silahkan duduk dulu ya. Kalo mo minum ambil ndiri di lemari es ya mas, cuma aku gak punya film bokep". "Ya gak apa kan, nanti kita bikin film sendiri aja ya", ganggunya lagi. "Aku mandi dulu ya mas, mo ikutan mandi lagi?", aku menantangnya. Dia hanya tersenyum saja. Aku heran juga kenapa aku sampe nantangin dia seperti itu, kalo dia mau? Ya gak apa deh pikirku, daripada kesepian kan. Aku jadi horny sendiri, sambil mandi agu menggosok2 toketku yang montok sampe pentilku mengeras dan jembut lebatku, aku ngilik it ilku sendiri sampe aku nyampe. Aku kaget karena cukup lama aku berswalayan, sampe lupa mas Tino nungguin aku. Setelah nyampe segera aku memakai daster dan keluar. "Sori ya mas, lama ya, sekalian nyuci sih", kataku. "Nyuci apaan Din, kan ada mesin cuci". "nyuci yang gak bisa pake mesin cuci". kita duduk saja di sofa. Aku kemudian duduk kesebelahnya. Malem itu aku hanya mengenakan daster mini, sehingga paha mulusku menjadi tersingkap karena kalo aku duduk dasterku naik keatas. Aku membiarkan ketika tangannya diletakkan perlahan didengkulku. "Ih, tangannya mas gak disekolahin nih", kataku tetapi mebiarkan tangannya mengelus2 dengkulku. Makin lama elusannya makin keatas, darterku disingkapnya sehingga pahaku sudah terkespose semuanya. Elusannya mengarah ke elangkanganku, aku mengangkangkan pahaku secara otomatis. Napsu akibat nonton film bokep dirumahnya kembali melanda diriku, padahal di kamar mandi aku dah swalayan sampe klimax. Ketika jarinya mulai mengelus no nokku dari luar cdku, aku melenguh nikmat, "maaas". "Napa Din", katanya sambil mencium pipiku. "Geli mas". Elusannya menjadi gerakan mencongkel, no nokku basah dengan sendirinya dan nyerep ke cdku. it ilku menjadi sasaran berikutnya. "Din dah basah gini, kamu dah napsu ya", kembali dia mencium pipiku. "Mas nakal sih tangannya", jawabku manja.
Akhirnya dia menghadapkan tubuhnya ke arahku. “Din, kamu sudah tahu maksudku kan?” katanya lirih di telingaku. Aku hanya mengangguk. “Ya mas, aku tahu, mas,,,” belum selesai aku menjawab, kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku. Tubuhnya bergeser merapat, bibirku dilumatnya dengan lembut. Ternyata dicium pria bibir tebal nikmat sekali, aku bisa mengulum bibirnya lebih kuat dan ketebalan bibirnya memenuhi mulutku. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangan besarnya membuka kancing daster ku dan kemudian menyelusup kedalam dan meremas lembut toketku yang masih terbungkus bra. Ohh.., toketku ternyata tercakup seluruhnya dalam tangannya. Dan aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan dasterku, leherku dikecup, dijilat kadang digigit lembut. Aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia melepaskan dasterku. Sambil tangannya terus meremas-remas toketku. Kemudian tangannya menjalar ke punggungku dan melepas kaitan bra ku sehingga toketku bebas dari penutup. Bibirnya terus menelusur di permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. no nokku yang pasti sudah basah sekali. Dari CD miniku ku yang tipis yang memperlihatkan jembutku yang lebat, saking lebatnya jembutku muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu. Jembutku lebih terlihat jelas karena CD ku sudah basah karena cairan no nokku yang sudah banjir. Dibelainya celah no nokku lagi dengan perlahan. Sesekali jarinya kembali menyentuh it ilku. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah basah itu dilepaskannya. Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir. Jarinya mulai sengaja memainkan it ilku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam no nokku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke no nokku. Kali ini diciumnya jembutku yang lebat dan aku rasakan bibir no nokku dibuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali no nokku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang it ilku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir no nokku sambil menghisap it ilku. Dia benar benar mahir memainkan no nokku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan. aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan it ilku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya. Dia terus mencumbu no nokku, rasanya belum puas dia memainkan no nokku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat.
“Mas, pinter banget ngerangsang aku. Biasanya sama siapa mas maennya. aku sudah pengen dien tot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar. Dia tidak menjawab, bangkit dan mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamar. Aku dibaringkan di ranjang dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat kon tolnya yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya. Kemudian dia juga melepas CD nya. Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan semakin berharap. kon tolnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke pusernya Aku merinding apakah muat kon tol segitu besarnya di no nokku. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar no nokku menunggu masuknya kon tol extra gede itu. Aku pejamkan mata. Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir no nokku mulai tersentuh ujung kon tolnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir no nokku terdesak menyamping. Terdesak kepala kon tolnya yang besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang no nokku dimasuki kon tolnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk kon tolnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya ujung kon tol itu menyentuh bagian dalam no nokku. Terasa sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku. Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada kon tol besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah kualami. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kon tol besar itu. Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di toketku makin kuat. Dengan tusukan kon tolnya yang agak kuat dan dipepetnya it ilku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat sekenanya. no nokku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Maas, aku nyampe maas”, Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku.



Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas. Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Dia tersenyum dan menciumku lembut sekali, tak henti hentinya toketku diremas-remas pelan. Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat. Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia mengenjotkan kon tolnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus mengenjotkan kon tolnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam no nokku, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi no nokku, hangat sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.



Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku sambil mencium wajahku. Aku senang dengan perlakuannya terhadapku. “Din, kamu luar biasa, no nokmu peret dan nikmat sekali. Gak apa kan aku ngecret didalem”, pujinya sambil membelai dadaku. “Gak apa kok mas, lebih nikmat lagi kesembur peju anget. Mas juga hebat. Bisa membuat aku nyampe beberapa kali, dan baru kali ini aku bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi..” “Jadi kamu suka dengan kon tolku?” godanya sambil menggerakkan kon tolnya dan membelai belai wajahku. “Ya mas, kon tol mas nikmat, besar , panjang dan keras banget” jawabku. "Cowokmu tu gimana sih, punya cewek yang bahenol dan nikmat gini kok ditinggal2". "Ya gak apa2 kok mas, kalo ada cowokku aku kan gak bisa ngerasain kon tol gede mas". Dia memang sangat pandai memperlakukan prempuan. Dia tidak langsung mencabut kon tolnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari kon tolnya makin mengecil. Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai toketku. Aku merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan no nokku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kon tol yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku lembut sekali. Benar benar aku terbuai dengan perlakuannya. Tak lama kemudian tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya kubayangkan saja.
Aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Hari dah menjelang pagi. "Din kamu mesti ke kantor ya". "Males ah mas, mending juga aku bernikmat2 sama mas". Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal no nokku dan ternyata masih ada peju yang mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia mengecretkan pejunya di dalam no nokku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku. Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya dan dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 kon tolnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. kon tolnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh no nokku. Terasa bibir luar no nokku bergesekan dengan kon tolnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan no nokku. “mas nakal!” desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku. Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari no nokku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir no nokku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar no nokku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. ”Aarrgghh.. Sstt.Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di no nokku. Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan. Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Mas, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan kon tolnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena kon tolnya makin dalam terselip di pantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelernya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku. Sesaat dia mengusap usap jembut lebatku, lalu mengusap no nokku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar no nokku. Dia mengusap berulang kali. it ilku pun menjadi sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan kon tolnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa lendir membanjiri no nokku.Aku jongkok agar no nokku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir no nokku dengan mengusapkan 2 jariku.Ketika menengadah kulihat kon tolnya telah berada persis didepanku. kon tolnya telah ngaceng berat. “Mas, kuat banget sih mas, baru aja ngecret di no nok aku sekarang sudah ngaceng lagi”, kataku sambil meremas kon tolnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup ujung kepala kon tolnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala kon tolnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya.



Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala kon tolnya ke celah di antara bibir no nokku. ”Argh, aarrgghh..,!” rintihku. Dia menarik kon tolnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar no nokku ikut terdorong bersama kon tolnya. Perlahan-lahan menarik kembali kon tolnya sambil berkata “Enak Din?”. ”Enaak banget mas”, jawabku!” Dia mengenjotkan kon tolnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku.



“Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan kon tolnya kembali menghunjam no nokku. Aku terpaksa berjinjit karena kon tol itu terasa seolah membelah no nokku karena besarnya. Terasa no nokku sesek kemasukan kon tol besar dan panjang itu. Kedua tangannya dengan erat mememegang pinggulku dan dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku. “Aarrgghh.., aarrgghh..!Mas.., aku nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.Rupanya dia juga tidak dapat menahan pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Din”, kata nya sambil menghunjamkan kon tolnya sedalam-dalamnya. “Mas.., sstt, sstt..” kataku karena berulangkali ketika merasa tembakan pejunya dino nokku. “Aarrgghh.., Din, enaknya!” bisiknya ditelingaku. “Mas.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien tot mas”, jawabku karena nikmatnya nyampe. Dia masih mencengkeram pantatku sementara kon tolnya masih nancep dino nokku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolnya yang masih menancap di no nokku. Kemudian dia membimbingku ke shower,menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Setelah selesai aku keluar duluan, sedang dia masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi.
Aku menyiapkan sarapan sambil tetep bertelanjang bulat. Cuma roti dan isinya. Aku menyediakan juga bungkusan mi instan dan bubur yang juga instan, siapa tau dia pengen sarapan mi atau bubur. Diapun keluar kamar bertelanjang bulat juga, sepertinya dia masih mau sekali lagi. "Mas, mau roti, mi atau bubur?" tanyaku. "Kan yang siap makan roti, ya roti aja deh". "Mo teh atau kopi". "Kopi aja deh gak pake susu. kan semalem dah dapet susunya, kamu punya", jawabnya sambil tersenyum. Aku nyeduh teh celup dengan air panas di cangkir dan menyuguhkan padanya. Aku menyediakan juga wadah berisi gula dan sendoknya. Kami nyantap sarapan sambil ngobrolin kenikmatan yang baru kami nikmati. "Mas pengalaman sekali ngegarap tubuh aku, sampe aku klojotan berkali2. Biasanya sama abg ya mas". "Iya Din, kalo dah naik ke otak ya aku nyalurin sama abg, nyari di mall kan banyak". "Mas suka abg yang kaya apa". "Yang kaya kamu, Toge pasar dan jembutnya lebat". "Kalo toge pasar keliatan dari luar, kalo jembutnya gimana mas tau kalo lebat". "aku liat aja bulu tangannya, kalo panjang2 biasanya jembutnya lebat, apalagi kalo kumisan kaya kamu". "Emangnya napa mas kalo perempuan jembutnya lebat". "Napsunya gede, kaya kamu itu, mau aja dien tot berkali2". "Abis kan nikmat mas kalo dien tot berkali2, apalagi bisa nyampe berkali2 juga. Mas biasanya bawa abgnya kemana". Kalo mo longtime ya nginep di hotel tapi kalo mo short time ya cari motel aja. Gak enak lah kalo dirumahku, ntar ada yang ngeliat lagi aku bawa perempuan abg".
Setelah aku makan, dia lalu memintaku duduk di pangkuannya disofa. Aku menurut saja. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas-remas lembut toketku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung aku bangkit. Aku bersimpuh di depannya dan ternyata kon tolnya sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala kon tolnya ku raih, ku belaii. Aku suka melihatnya dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku kulum kon tolnya. Aku memainkan kepala kon tolnya dengan lidahku. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kon tolnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh. “Mas hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk mas”, kataku yang juga sudah terangsang. Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke kamar. Aku berbaring diranjang yang masih berantakan sisa pertempuran seru semalem. Kakiku ditahannya sambil tersenyum, diteruskan dengan membuka kakiku dan dia langsung menelungkup di antara pahaku. “Aku suka melihat no nok kamu Din” ujarnya sambil membelai bulu jembutku yang lebat. Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir no nokku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka no nokku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir no nokku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari no nokku. Dia terus memainkan no nokku seolah tak puas-puas memperhatikan no nokku, kadang kadang disentuh sedikit it ilku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang no nokku yang sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk no nokku, dan saat dihisapnya it ilku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung it ilku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong mas, aku pingin dien tot lagi” ujarku.
Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan kon tol gedenya ke arah no nokku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang kon tolnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir no nokku. Kembali aku berdebar karena berharap. Dan saat kepala kon tolnya telah menyentuh di antara bibir no nokku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala kon tolnya mulai menyelinap di antara bibir no nokku dan menyelusup lubang no nokku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam. Oh, nikmat sekali. kon tolnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan mengenjotnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak. Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal ngen tot dengan dia, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam ngen tot, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.



Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan kon tolnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan kon tolnya dipompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirnya menjelajah leher dan bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat. Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan kon tolnya makin cepat. Gesekan di dinding no nokku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh batang kon tolnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di it ilku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba dia dengan cepat mengenjot lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya.
Dengan sisa tenagaku aku keluarkan kon tolnya dari no nokku. Dan kuraih batang kon tolnya. Tanpa pikir panjang, kon tol yang masih berlumuran cairan no nokku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali no nokku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kon tolnya. Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya it ilku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir no nokku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat kon tolnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme. “Din, aku mau ngecret lagi di dalam no nokmu ya”, katanya sambil menelentangkan aku. “Ya, mas”, jawabku. Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, kon tolnya yang besar sudah kembali menyesaki no nokku. Dia langsung mengenjot kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnyapun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga kon tolnya nancap semuanya ke dalam no nokku dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecretnya yang ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memang luar biasa staminanya. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2. “Din, nikmat sekali ngen tot sama kamu, no nok kamu kuat sekali cengkeramannya ke kon tolku”, bisiknya di telingaku. “Ya mas, aku juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman no nok aku terasa kuat karena kon tol mas kan gede banget. Rasanya sesek deh no nok aku kalau mas neken kon tolnya masuk semua. Kalau ada kesempatan, aku dien tot lagi ya mas”, jawabku. “Ya Din”, lalu bibirku diciumnya dengan mesra. "Cuma jangan diapartment lagi ya, kita cari tempat laen aja, gak enak kalo ada yang ngeliat". Kalo ditempat laen kan gak usah nunggu cowok kamu keluar kota kayak sekarang. Asal kamu bisa ngelakuin di jam kerja, kita cari motel short time aja, paling gak bisa maen 2 ronde". "aku mah setuju aja mas, Mas yang atur deh".

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.